Teori Perencanaan Pembangunan
Disusun
Oleh :
Merina Astuti
(101-12-019)
Jurusan :
Administrasi Negara (Reguler Pagi)
Dosen Pembimbing : Ir. Leonardo Hutabarat, M.Si
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi &
Pemerintahan
Annisa Dwi Salfaritzi
Tahun Akademik 2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Teori Perencanaan Pembangunan ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PNPM MANDIRI
DI PERDESAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN”. Makalah ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Perencanaan
Pembangunan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB
II : PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1 PARTISIPASI MASYARAKAT............................................................... 3
2.2 HASIL-HASIL KEGIATAN...................................................................... 4
2.3 HARI ORANG KERJA (HOK) DAN TENAGA KERJA........................ 7
2.4 KEGIATAN EKONOMI/PINJAMAN BERGULIR.............................. 7
2.5 KELEMBAGAAN DAN PELATIHAN................................................... 8
2.6 PEMBELAJARAN TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS............. 9
2.7 PROGRAM-PROGRAM LAIN.............................................................. 10
BAB
III : KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................... 11
3.2 SARAN............................................................................................................ 11
LAMPIRAN........................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
Provinsi
Sumatera Selatan secara geografis terletak antara 1 derajat sampai 4 derajat
Lintang Selatan dan 102 derajat sampai 106 derajat Bujur Timur dengan luas
daerah seluruhnya 91.592,43 Km2,
dengan jumlah penduduk 8.321.592Jiwa
Batas batas wilayah Provinsi Sumatera Selatan sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara topografi, wilayah Provinsi Sumatera Selatan di pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin bergunung-gunung. Disana terdapat bukti barisan yang membelah Sumatera Selatan dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 - 1.200 meter dari permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi Sumatera Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.
Secara administratif Provinsi Sumatera Selatan terdiri dari 12 (Dua belas) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, dengan palembang sebagai ibukota Provinsi. Provinsi Sumatera Selatan memiliki 11 Kabupaten, 4 Kotamadya, 223 Kecamatan, 371 Kelurahan, 2.775 Desa. Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten dengan luas wilayah terbesar dengan luas 16.905,32 Ha, diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah sebesar 14.477Ha.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pada tahun
2013, terdapat sebanyak 117 Kecamatan di 11 Kabupaten yang mengikuti Program
PNPM Mandiri Perdesaan di
Provinsi Sumatera selatan Program ini merupakan kelanjutan dari dan mengadopsi
sepenuhnya Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang dilaksanakan sejak 1999.
Provinsi Sumatera Selatan sendiri baru mengikuti Program pengembangan kecamatan
(PPK) sejak tahun 1999. Berikut ini disajikan jumlah lokasi dan alokasi
PNPM Mandiri Perdesaan di Provinsi Sumatera Selatan ini.
Tabel 1. Lokasi dan Alokasi Dana PNPM Mandiri Perdesaan
Provinsi Sumatera Selatan (Sejak tahun 1999-2013)
2.1
PARTISIPASI
MASYARAKAT
Setiap
lokasi Program difasilitasi untuk mengikuti sejumlah tahap kegiatan, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai pelestarian, sesuai Petunjuk Teknis Operasional
(PTO) Program yang telah ditetapkan. Antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi
dalam Program di Provinsi ini dapat dikatakan Aktif. Secara
rata-rata, tingkat partisipasi masyarakat tertinggi terjadi pada tahap
Pengalian gagasan atau Musyawarah Dusun .
Di tahun
2013 Tingkat keterlibatan kaum perempuan juga cenderung Aktif, yakni
rata-rata 45%. Selain Musyawarah Khusus Perempuan (MKP), partisipasi kaum
perempuan tertinggi terjadi pada tahap pengalian gagasan/Musyawarah dusun
mencapai 38% Keterlibatan kaum miskin juga cenderung aktif yakni
rata-rata 58%. Tingkat partisipasi kaum miskin tertinggi terjadi pada
tahap pengalian gagasan/Musyawarah dusun mencapai 56.71%.
Gambar 1. Tingkat Partisipasi Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan 2007-2013
2.2
HASIL-HASIL
KEGIATAN
Secara
akumulatif, PNPM Mandiri Perdesaan, telah mendanai
sebanyak 11.148 kegiatan masyarakat dalam berbagai bidang.
Sejak pelaksanaan PNPM-PPK 2007 hingga PNPM Mandiri Perdesaan 2012,
sebanyak Rp. 719.172.417.562.00,- atau (81.74%) dana BLM
digunakan masyarakat untuk membiayai kegiatan pembangunan prasarana/sarana umum
Perdesaan, sedangkan untuk kegiatan ekonomi (SPP) jumlahnya sebesar Rp.
113.525.056.900.00,- atau 11.43% Prasarana
pendidikan Rp. 82.811.193.693.00,- atau 8,34% dan
Pelatihan Masyarakat bidang UEP sebesar 0 atau 0%.
Tabel 2. Dana BLM berdasarkan kelompok kegiatan PNPM Mandiri
Perdesaan Provinsi Sumatera selatan ( 2007-2012)
*) Kegiatan
tahun 2013 sedang dalam tahapan pelaksanaan.
Sejak
pelaksanaan PNPM-PPK 2007 hingga PNPM Mandiri Perdesaan 2012, kegiatan di
bidang prasarana/ sarana sendiri menghasilkan 6715 unit prasarana/
sarana umum, 82 unit prasarana/sarana bidang pendidikan, 15 unit
prasarana/sarana bidang kesehatan, yang paling dibutuhkan masyarakat, seperti
Jalan, Jembatan, Irigasi, MCK, Drainase, serta Bangunan sekolah dan sarana
kesehatan seperti Posyandu dan Polindes.
Di Provinsi
Sumatera Selatan, usulan masyarakat di bidang sarana dan prasarana
(infrastruktur) mendominasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pada saat Program ini berjalan, masyarakat masih sangat
membutuhkan pengadaan sarana dan prasarana seperti jalan, jembatan, Irigasi, dan
pembangunan gedung sekolah di wilayahnya.
Gambar 2. Persentase Hasil kegiatan berdasarkan jenis kegiatan
(2007-2012)
Khusus
pelaksanaan PNPM Mandiri yang dimulai pada TA. 2007 sampai dengan TA 2013,
sebagian besar dana BLM PNPM-PPK digunakan masyarakat untuk membiayai kegiatan
di bidang sarana dan prasarana umum yaitu 72.40 % dari total alokasi
dana.
Berikut
adalah risalah kegiatan hasil kegiatan PNPM PPK-Mandiri Perdesaan sejak tahun
2007 s.d 2013 di Provinsi Sumatera Selatan
Tabel 3. Hasil Kegiatan PNPM PPK-Mandiri Perdesaan Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2007-2012
*) Kegiatan 2013 dalam tahapan pelaksanaan.
2.3
HARI ORANG
KERJA (HOK) DAN TENAGA KERJA
Khusus
kegiatan pembangunan prasarana/sarana, secara akumulatif, sejak awal pelaksanaan
PNPM PPK TA.2007 hingga TA. 2012 saat ini, orang bekerja didasarkan pada
HOK (Hari Orang Kerja) sebanyak 3.348.892 sedangkan anggota RTM yang
terlibat sebanyak 2.494.599 ( 74%).
Dampak yang
diperoleh bagi anggota anggota Rumah tangga Miskin (A-RTM) adalah adanya tenaga
kerja yang bekerja untuk PNPM PPK TA. 2007 s.d PNPM mandiri perdesaan TA.
2012 sebesar 396.407 orang. Mereka
mendapatkan upah yang besarnya sesuai dengan harga upah minimum setempat,
Berikut disajikan tabel penyerapan HOK dan tenaga kerja.
Tabel 3. Penyerapan HOK dan Tenaga Kerja PNPM Mandiri
Perdesaan Provinsi Sumatera Selatan TA.2007-2012
PENYERAPAN
|
JUMLAH
|
A-RTM (Anggota Rumah Tangga
Miskin)
|
%
|
HOK
|
3.348.892
|
2.494.599
|
74.49
|
TENAGA KERJA
|
514.541
|
396.407
|
77.04
|
*) Kegiatan
2013 dalam tahapan pelaksanaan.
2.4
KEGIATAN
EKONOMI/PINJAMAN BERGULIR
Sejak
pelaksanaan PNPM PPK hingga PNPM Mandiri Perdesaan, berupaya memberikan
peningkatan kapasitas dalam pelembagaan Program dan pengelolaan kegiatan kepada
masyarakat. Di setiap Kecamatan lokasi Program terdapat Unit Pengelola Kegiatan
(UPK) yang dikelola oleh anggota masyarakat yang dipilih sendiri oleh
masyarakat. Saat ini terdapat sebanyak 122 UPK di Provinsi Sumatera
Selatan . Sebanyak 92 UPK atau 74.41 % memiliki
potensi untuk dikembangkan. Salah satu kegiatan Unit Pengelola Kegiatan (UPK)
adalah mengelola kegiatan ekonomi/ pinjaman tanpa agunan yang bergulir di
masyarakat.
Hingga saat
ini, sebanyak 93.705 warga Desa yang tergabung
dalam 15.056 kelompok dari kelompok awal yang terdanai berdasarkan
SPC sebanyak 9.978 kelompok, telah memanfaatkan pinjaman
bergulir tanpa agunan yang tergabung kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan
(SPP). Pada akhir Bulan Agustus 2013, tingkat pengembalian SPP
rata-rata provinsi mencapai 92.17. %. Alokasi Pinjaman SPP (Awal) TA.2007
s.d 2012 sebesar Rp101.775.307.671,- dan telah berkembang
sampai saat ini sebesar Rp. 201.544.711.160,- atau
kapitalisasi dana bergulir sebesar 50.50% Dana pinjaman bergulir tersebut
umumnya dimanfaatkan warga untuk penambahan modal usaha, warung kelontong,
Pertanian dan peternakan serta kegiatan perempuan produktif lainnya.
2.5
KELEMBAGAAN
DAN PELATIHAN
Sejak awal
pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM) PPK hingga
saat ini, kelembagaan yang dibentuk semakin menunjukan perannya dalam
pengelolaan kegiatan, serta pengembangan masyarakat melalui
pelatihan-pelatihan. Beberapa kelembagaan yang telah terbentuk sejak TA. 1999
hingga TA. 2013 yaitu Unit pengelola kegiatan (UPK) sebanyak 117
kecamatan, Badan Kerjasama antar desa (BKAD) 117 kecamatan, Badan pengawas UPK
(BP-UPK) 117 kecamatan, dan Tim pemeliharan dan pengelola Prasarana (TP3)
TA.2007 sd 2013 sebanyak 2000 desa.
Untuk
pelatihan-pelatihan masyarakat TA.2007 s.d 2013 telah dilakukan ditingkat
desa maupun kecamatan dengan memberikan penguatan manajerial, ketrampilan dan
pengetahuan keprograman, beberapa pelatihan masyarakat yang telah dilakukan
yaitu pelatihan Kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD), pelatihan Tim pengelola
kegiatan desa (TPKD), Pelatihan Unit pengelola kegiatan kecamatan (UPK), Badan
pengawas UPK (BP-UPK), pelatihan Tim verifikasi usulan (TV), pelatihan Tim
penulisan usulan (TPU), pelatihan Tim Pengawas desa (tim 18), dan pelatihan Tim
pemelihara dan pengelola prasarana (TP3), pelatihan Kades dan BPD, Pelatihan
kelompok SPP, Pelatihan setrawan, Semiloka DPRD, dan Semiloka SKPD.
2.6
PEMBELAJARAN
TRANSPARANSI & AKUNTABILITAS
Selain
peningkatan kapasitas, pengelolaan kegiatan pembangunan oleh masyarakat, Program
juga memberikan pembelajaran transparansi dan akuntabilitas kepada masyarakat
dan kelembagaan lokal. Masyarakat dilibatkan secara langsung dalam penggalian
gagasan, penentuan usulan/ kegiatan prioritas, pengelolaan pelaksanaan kegiatan
pembangunan, pemeliharaan, serta pengawasan dan evaluasi.
Di Provinsi
Sumatera Selatan Sejak PNPM Mandiri Perdesaan TA. 1999
s.d Agutus 2013, tercatat masalah implementasi
sebanyak 330 kasus yang ditangani, dimana
sebanyak 175 kasus selesai diantaranya terkait penyalahgunaan dana
sebesar Rp Rp 3.869.861.000,- dan 155 dalam proses, Bila dibanding
dengan jumlah BLM yang telah diterima sejak pertama kali mengikuti PNPM-PPK,
yakni sebesar Rp. 1,309,680,000,000 maka presentase penyalahgunaan
dana tersebut adalah sebesar 0,3% persen dan sudah kembali sebesar
Rp 2.412.989.221,-
2.7
PROGRAM-PROGRAM
LAIN
Selain PNPM
Mandiri Perdesaan, di Provinsi Sumatera Selatan T.A. 2013 ini juga
diselenggarakan Program pemberdayaan masyarakat lain, yakni:
1. Pilot
PNPM Mandiri perdesaan Integrasi SPP SPPN
2. Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat P2KP/Perkotaan
3. Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat IPP/PPIP
4. Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat KP
5. Program
Daerah Pemberdayaan Masyarakat melalui dana alokasi Desa (ADD).
6. Program
Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM)
7.
Program Kabupaten Pemberdayaan Masyarakat (PKPM).
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
1. wilayah
Provinsi Sumatera Selatan di pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan
payau yang dipengaruhi oleh pasang surut.
2. Antusiasme
masyarakat untuk berpartisipasi dalam Program di Provinsi ini dapat
dikatakan Aktif. Secara rata-rata, tingkat partisipasi masyarakat
tertinggi terjadi pada tahap Pengalian gagasan atau Musyawarah Dusun .
3. Di tahun
2013 Tingkat keterlibatan kaum perempuan juga cenderung Aktif, yakni
rata-rata 45%. Selain Musyawarah Khusus Perempuan (MKP)
3.2
SARAN
Usulan
masyarakat di bidang sarana dan prasarana (infrastruktur) mendominasi kegiatan PNPM
Mandiri Perdesaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat Program ini
berjalan, masyarakat masih sangat membutuhkan pengadaan sarana dan prasarana
seperti jalan, jembatan, Irigasi, dan pembangunan gedung sekolah di wilayahnya maka dari itu untuk lebih mengoptimalkan pengembangan PNPM Mandiri di
pedesaan-pedesaan Sumatera Selatan pemerintah sebaiknya memberikan perhatian
yang lebih pada sarana dan prasarana yang berada di pedesaan.
LAMPIRAN
Ø Sumber :
Ø Peta Sumatera Selatan :