Disusun Oleh :
Nama : Merina Astuti
No Pokok : 101-12-019
Jurusan : Administrasi Negara
Mata Kuliah : Pengantar Antropologi
Dosen Pembimbing: Delfiazi Puji Lestari, S.Ip, M.S
Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi & Pemerintahan
Annisa
Dwi Salfaritzi
Kata Pengantar
Puji syukur saya
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji
dan membahas kebudayaan Palembang melalui 7 unsur kebudayaan universal.
Dalam Makalah ini saya akan membahas mengenai sejarah dan
kebudayaan kota palembang secara lebih dalam melalui 7 unsur
kebudayaan universal. Yang saya harapkan bermanfaat bagi anda semua.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Daftar Isi
Kata
Pengantar........................................................................................... ...... i
Daftar
isi..........................................................................................................
ii
Bab
1 Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang...........................................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3.
Tujuan......................................................................................................
1-2
Bab 2 Analisis dan
Pembahasan
2.1.
Bahasa.....................................................................................................
2-4
2.2.
Sistem Pengetahuan............................................................................ 4-5
2.3
Sistem Sosial (Kekerabatan).................................................................. 6
2.4
Sistem Pengetahuan dan Teknologi................................................... 7-9
2.5
Sistem Mata Pencaharian........................................................................ 9
2.6
Sistem Religi (Kepercayaan)............................................................. 9-10
2.7
Kesenian............................................................................................... 10-15
Bab 3 Penutup
3.1. Kesimpulan................................................................................................. 16
3.2. Saran.......................................................................................................... 16
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Dalam makalah ini saya akan
Mengkaji dan membahas tentang kebudayaan Palembang melalui 7 unsur
kebudayaan secara universal. Kota Palembang merupakan kota tertua
di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti
Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan. Di masa
lalu, palembang adalah ibukota dari kerajaan
sriwijaya. Palembang dikenal sebagai kota penghasil tekstil
dan songket yang sangat indah. Sebagian dari provinsi ini dibagi menjadi dua
pulau yang cukup besar yaitu pulau Bangka Beiltung dan pantai timur laut
sumatera di laut Cina selatan. Dalam kebudayaannya palembang banyak
sekali yang menarik dan perlu untuk diketahui secara lebih dalam dalam topik
ini. Topik yang saya bahas ini ditinjau dari aspek budaya dan sejarahnya karena
keduanya memang banyak tumpang tindihnya dan karena itu sukar dipisahkan.
1.2 Perumusan masalah
Bagaimana cara kita mengkaji dan
membahas mengenai sejarah dan unsur kebudayaan Palembang secara
Universal?.
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah.
1.3.1 Mengetahui
dan menganalisis unsur bahasa
1.3.2 Mengetahui
dan menganalisi sistem pengetahuan masyarakat Palembang
1.3.3 Mengetahui
dan menganalisis sistem sosial dan kekerabatannya
1.3.4 Mengetahui
dan menganalisis sistem pengetahuan dan teknologi
1.3.5 Mengetahui
dan menganalisis sistem mata pencaharian
1.3.6 Mengetahui
dan menganalisi unsur religi yang ada di masyarakat Palembang
1.3.7 Mengetahui dan menganalisi
unsur kesenian masyarakat Palembang
1.3.8 Menentukan etos
kebudayaannya
Bab 2
Analisis dan Pembahasan
2.1
Bahasa
Bahasa berfungsi
sebagai media komunikasi baik lisan, tulisan, gerak tubuh, dll untuk
menyampaikan maksud hati. Bahasa Palembang
mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso
Pelembang Alus atau Bebaso dan Baso
Pelembang Sari-sari. Baso
Pelembang Alus dipergunakan dalam
percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang
dihormati, terutama dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dariKerajaan Majapahit, Kerajaan Demak,
dan Kerajaan Pajang.
Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso
Pelembang Alus banyak
persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.
Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan Bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri.
Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah provinsi di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan Jawa (dengan intonasi berbeda). Berikut contoh bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sumatera Selatan :
Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan Bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri.
Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah provinsi di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan Jawa (dengan intonasi berbeda). Berikut contoh bahasa yang digunakan oleh masyarakat Sumatera Selatan :
·
Emek : ibu • Di buri : di belakang
·
Abah :
bapak • Di jabo : di luar/ di depan
·
Aak : kakak
laki-laki • Di jero :di dalam
·
Cek : kakak
perempuan • Awak : kamu
·
Mangcek :
paman • Kulo : saya
·
Bikcek :
bibi
Contoh
kalimat :
1.
Emek lagi
masak di buri, sedangke abah lagi baco koran di jabo
·
Ibu sedang
memasak di belakang, sedangkan bapak sedang baco koran di luar
2.
Awak
dipanggel aak di jero
·
Kamu
dipanggil kakak di dalam
Bahasa memiliki 2 fungsi, yaitu :
A.
Fungsi umum
Berfungsi
untuk berekspresi, komunikasi, dan adaptasi sosial.
Contoh :
Awak nak kemano?
·
Kamu mau
kemana?
B.
Fungsi khusus
Berfungsi
untuk pergaulam sehari-hari, mewujudkan seni, mempelajari naskah-naskah kuno,
mengeksploitasi teknologi.
Contoh :
Awak sudah belom pr kito sore tu
·
Kamu sudah
belum pr kita kemarin
2.2
Sistem
Pengetahuan
Sistem pengetahuan
adalah semua yang diketahui manusia. Lebih dari seribu tahun yang lalu telah
berkembang salah satu kerajaan terbesar sepanjang sejarah Indonesia yaitu
Kerajaan Budha Sriwijaya yang berada di sepanjang tepi Sungai Musi Sumatra
Selatan. Terletak di sebelah Selatan dibingkai oleh Laut Cina Selatan dan
berada di jalur lalu lintas tersibuk di dunia yang menghubungkan Timur Jauh
dengan Eropa. Kerajaan Sriwijaya telah melakukan perdagangan sangat produktif dengan
Cina Kuno pada masa keemasannya.
Terbentang
di kaki bukit jajaran Gunung Bukit Barisan yang megah, provinsi ini relatif
datar namun sangat subur karena banyak sungai membelah daratan dan bermuara ke
laut. Perkebunan kopi dan teh tersebar di seluruh Sumatra Selatan, namun
kekayaan yang berlimpah dari provinsi ini berasal dari cadangan minyak, gas
alam, batu bara, timah dan kuarsa.
Sumatra Selatan memiliki tujuan wisata yang menarik untuk
dikunjungi dan beraneka ragam, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Sumsel
memiliki obyek wisata berupa gunung-gunung dengan flora dan fauna yang beragam,
seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); sungai, danau, garis pantai yang
sangat panjang. Anda dapat berkeliling mengunjungi Sungai Musi, Jembatan
Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, dan Kota Pagaralam. Di sini pula tersaji
aneka ragam tradisi serta budaya yang unik dan menarik.
Wisata
alamnya adalah Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, dan Musi
Banyuasin. Panorama pantainya antara lain pantai Parai Tenggini, pantai Matras
di Pulau Bangka, dan pantai Pasir Padi di Pulau Belitung. Panorama air terjun
terdapat di Kabupaten Muara Enim dan Lahat. Wisata budayanya meliputi Bukit
Serelo, Gunung Dempo, Rumah Limas, pemukiman suku terasing Anak Dalam dan Kubu.
Wisata sejarahnya antara lain situs Sriwijaya berupa batu purbakala, patung
kuno, dan museum di Palembang, kompleks Pemakaman di Bukit Siguntang serta
Benteng Kuto Besak.
Buah-buahan yang terkenal dari Palembang adalah nanas dan
duku. Rasa nanas Palembang segar dan rasanya tajam, sementara duku Palembang
rasanya manis dan terkadang hambar.
2.3
Sistem
Sosial (Kekerabatan)
Sosial menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat bersangkutan. Adapun sistem pewarisan gelar yang terdapat di
Sumatera Selatan yaitu menganut garis patrilineal (ayah/laki-laki). Artinya
gelar tersebut hanya boleh diwarisi seseorang jika ayahnya merupakan keturunan
dari si pemegang gelar tersebut.
Gelar-gelar yang
dipakai adalah sebagai berikut:
·
Raden
disingkat (R) gelar laki-laki dan Raden Ayu (R.A) gelar wanita.
·
Masagus
disingkat (Mgs) gelar laki-laki dan Masayu (Msy) gelar wanita.
·
Kemas
disingkat (Kms) gelar laki-laki dan Nyimas (Nys) gelar wanita.
·
Kiagus
disingkat (Kgs) gelar laki-laki dan Nyayu (Nya) gelar wanita.
Mengenai pemakaian gelar Ratu, gelar ini biasanya diberikan
kepada Putri Raja yang naik tahta atau Permaisuri (Istri raja) yang disebut
dengan Panggilan Ratu Agung atau Ratu Sepuh. Selain itu gelar ini juga
diberikan kepada keempat isteri pendamping, karena pada umumnya raja memiliki
istri lebih dari satu tetapi bukan selir.Selain Ratu Sepuh ratu-ratu yang lain
diberi gelar tambahan/memiliki panggilan tersendiri seperti Ratu Gading, Ratu
Mas. Ratu Sepuh Asma, Ratu Ulu, Ratu Ilir, dsb).
2.4
Sistem
Pengetahuan dan Teknologi
Masyarakat
Palembang dikenal dengan sifat suka berterus terang dan suka berkawan. Mereka
memiliki keahlian dalam menciptakan karya seni yang indah dengan kesabaran dan
kemampuannya.
Salah satu contoh dari hasil kreasi masyarakat Palembang yang paling
terkenal adalah kain songket yang terbuat dari sutra dikombinasikan dengan
benang emas yang mampu memikat kolektor pakaian tradisional karena desainnya
yang kaya dan elegan. Songket juga dapat menjadi oleh-oleh yang bagus, meskipun
harga songket cukup mahal terutama yang dibuat langsung secara tradisional.
Selain itu Palembang juga terkenal dengan ukiran kayu bermotifnya yang
dipengaruhi oleh desain Cina dan Budha. Ukiran-ukiran kayu yang terdapat di
mebel tersebut didominasi oleh dekorasi berbentuk bunga melati dan teratai.
Palembang juga menawarkan makanan yang unik, lezat yang kebanyakan terbuat
dari ikan. Diantaranya ialah:
·
Pempek Palembang
Ini adalah
salah satu makanan yang paling terkenal dari Palembang dan dapat Anda temukan
di seluruh Indonesia dan telah menjadi favorit banyak orang Indonesia. Pempek
terbuat dari ikan yang telah digiling dicampur tepung terigu dan bumbu-bumbu
lain. Jenis-jenis pempek palembang di antaranya adalah: pempek lenjer, kapal
selam, pempek kulit, pempek adaan dan pempek lenggang, pempek keriting serta
pempek panggang.
·
Kerupuk Palembang, salah satu makanan kecil dari Palembang yang terkenal,
kerupuk ini terbuat dari campuran terigu dan ikan tertentu. Biasanya terbuat
dari ikan tenggiri, ikan gabus dan ikan belida. Toko yang dapat Anda kunjungi
adalah: Kerupuk 601 and Taxi 333 at Jl. Dempo Luar.
·
Martabak Har, terbuat dari telur dicampur dengan bumbu-bumbu tertentu dan
daging, lalu dibungkus adonan terigu, dicampurkan lalu digoreng. Martabak Har
biasanya disajikan dengan saus yang lezat terbuat dari kentang, air dan
bumbu-bumbu lainnya. Tempat terbaik untuk mencicipi martabak ini adalah di
Martabak Kaji Abdul Rosak di Jalan. Jendral Sudirman.
·
Lempok Duren, terbuat dari durian dan gula. Rasanya manis dan kenyal.
·
Tekwan, sup tradisional yang terbuat dari bola-bola ikan, pasta ikan, soun,
jamur dan bengkoang kemudian disajikan hangat-hangat.
·
Bekasem yaitu Ikan yang diasinkan.
·
Makanan khas khas lainnya dari provinsi ini seperti pindang patin, pindang
tulang, sambal jokjok, berengkes, dan tempoyak.
Masyarakat Palembang
juga memiliki senjata tradisional semacam keris yang bernama rejang lebong
seperti pada gambar berikut :
2.5
Sistem
Mata Pencaharian
Masyarakat
Palembang pada umumnya mempunyai mata pencaharian berdagang. Dalam cakupan
kepulauan, kepulauan sumatera sangat kaya dengan hasil buminya seperti kelapa
sawit, tembaga, batubara,timah, bauksit dll. Maka dari itu sumber mata
pencahariaan masyarakat palembang juga menjadi pekerja tambang.Dalam berbagai
definisi kota Palembang tercakup unsur keluasan wilayah,
kepadatan penduduk yang bersifat heterogen dan bermata pencaharian non
pertanian.
2.6
Sistem
Religi (Kepercayaan)
Walaupun
Sumatera Selatan adalah tempat berdirinya kerajaan sriwijaya yang menganut
kepercayaan dan agama budha tetapi mayoritas masyarakatnya beragama Islam,
karena masyarakat Palembang yang pada umum nya memiliki darah dan keturunanan
bangsa melayu yang juga mayoritas beragama Islam.
2.7
Kesenian
Kesenian merupakan nilai keindahan
(estetika) dari ekspresi manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata atau
telinga. Sejarah tua Palembang serta
masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai
kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk
kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang
pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Contoh kesenian yang ada di Palembang :
A.
Rumah
tradisional
Rumah tradisional yang
berasal dari Sumsel ini memiliki atap yang berbentuk limas sehingga dinamakan
dengan rumah limas. Dengan ciri khas lantai yang bertingkat dan oleh masyarakat
Sumsel disebut dengan bengkilas. Rumah tradisional limas biasanya hanya
digunakan untuk acara keluarga seperti hajatan. Tamu yang datang biasanya
diterima di teras atau lantai dua. Satu lagi rumah khas dari Sumsel adalah
rumah rakit
B.
Seni Tari
Ada beberapa seni tari
yang berasal dari Sumsel diantaranya adalah tari tanggai, tari sekapur sirih,
tari putri bekhusek, dan tari gending sriwijaya.
C.
Lagu Daerah
Provinsi Sumatera Selatan juga
memiliki lagu daerah diantaranya adalah Lagu
Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut, Gending
Sriwijaya dan Ribang Kemambang.
Kesenian lainnya yang berada di
Sumatera Selatan yaitu pertunjukan dulmuluk (pentas
drama tradisional khas Palembang) dan pertunjukan
wayang Palembang.
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Setelah membaca
penjelasan tentang 7 unsur kebudayaan universal yang ada pada masyarakat
Sumatera Selatan di atas dapat disimpulkan bahwa etos kebudayaan atau unsur yang paling
menonjol dari masyarakat Sumsel adalah dari segi “Sistem Pengetahuan dan Teknologi”
khususnya pada makanan-makanan khasnya dan dari segi “Kesenian”-nya baik seni
tari, rumah adat, maupun kerajinannya. Mereka memiliki keahlian dalam menciptakan karya seni yang indah dengan
kesabaran dan kemampuannya. Hal ini menunjukan bahwa Sumatera Selatan
adalah provinsi yang kaya akan kebudayaannya.
3.2 Saran
Sumatera Selatan dikenal dengan
kesenian dan kerajinannya, maka dari itu marilah bersama-sama kita menjaga dan
melestarikan kebudayaan yang ada walaupun zaman semakin hari semakin maju. Jika
bukan kita sendiri yang menjaganya siapa lagi? Apakah harus menunggu kebudayaan
dan hasil karya kita di akui oleh negara lain terlebih dahulu baru kita mau
melestarikan dan mempertahankannya?.
bagus nih materi nya, pembahasan mengenai sumatera selatan nya lebih terarah...
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/manfaat-adanya-distributor-dalam-ilmu-marketing.html